Judul : Esperanza Rising
Penerjemah : Maria M. Lubis
Penyunting : Jia Effendie
Penerbit : Atria
Cetakan : I, Maret 2011
ISBN : 978-979-024-473-3
Kalau kemarin saya membaca novel tentang anak usia 12 tahun, hari ini saya membaca tentang anak usia 13 tahun :)
Mengambil setting Meksiko tahun 1930-an, Esperanza Ortega adalah anak tunggal seorang pemilik perkebunan El Rancho de las Rosas. Yang ia tahu tentang hidup ini hanyalah kebahagiaan dan kemewahan. Hingga suatu hari, kematian ayahnya di tangan para bandit mengubah hidupnya.
Tio Luis, paman tirinya, menawarkan diri menjadi ayah bagi Esperanza. Tentu saja Mamanya yang cantik menolak. Malam setelah penolakan itu, rumah mereka terbakar. Kebetulan? I doubt it :)
Dan omong-omong, saya juga nggak yakin kalau kematian ayahnya bukan diatur oleh Tio Luis ini (suudzon kumat).
Akhirnya, Mama bersedia menikah dengan Tio Luis, padahal sebetulnya ia dan Abuelita (nenek Esperanza) mengatur rencana untuk kabur ke Amerika Serikat bersama pekerja Papanya yang setia, Alfonso dan Hortensia, serta Miguel anak lelaki mereka yang berusia tiga tahun lebih tua dari Esperanza.
Namun, karena Abuelita sedang sakit, ia ditinggal di El Rancho de las Rosas dan kelak akan dijemput. Awalnya, Esperanza merasa berat untuk pergi. Ia merasa akan meninggalkan Papa sendirian di sana. Mama menghiburnya.
Hati Papa akan menemukan kita, ke mana pun kita pergi. (hlm. 51)
Abuelita memberikan selimut berendanya pada Esperanza. Selimut itu bergambar gunung-gunung dan lembah-lembah. Sebetulnya, Abuelita sedang menyelesaikan selimut itu. Sulamannya belum selesai. Abuelita meminta Esperanza yang melanjutkannya.
Saat ini, kau sedang berada di dasar lembah, dan masalah-masalahmu menjulang tinggi di sekelilingmu. Tapi, segera, kau akan berada di puncak gunung kembali (hlm. 47)
Setelah menempuh perjalanan panjang, akhirnya mereka tiba California. Awalnya, tentu saja Esperanza banyak mengeluh dan tidak terbiasa dengan hidupnya yang kini miskin. Lalu Mama berkata,
Esperanza, jika kita harus tinggal di Meksiko dan aku harus menikahi Tio Luis, kita hanya memiliki satu pilihan. tinggal terpisah dan menderita. Di sini, kita memiliki dua pilihan. Tetap bersama dan menderita, atau tetap bersama dan bahagia......... Aku memilih untuk bahagia. Jadi, yang mana yang akan kaupilih? (hlm. 94)
Saat masih kecil dulu, Papa mengajarkan Esperanza bahwa tanah itu bernapas, seluruh lembah itu hidup. Namun, di California, Esperanza tak pernah mendengar denyutnya. Akankah Esperanza dapat mendengar jantung tanah berdetak lagi?
Sebetulnya, menyesakkan sekali membaca cerita tentang gadis-gadis kecil yang begitu menderita, dengan rambut dan kuku kotor. Miris sekali. Tapi di sinilah kita lihat perubahan Esperanza. Ia menjadi tegar dan cepat beradaptasi. Apalagi ketika kemudian Mama sakit keras.
Tokoh kesukaan saya dalam novel ini adalah Miguel. Anak lelaki yang mau menggali akar mawar dari kebun Esperanza, membungkusnya dalam kertas minyak, membawa-bawanya dalam tasnya sepanjang perjalanan dari Meksiko ke California, dan membasahinya dengan air tiap kali kereta berhenti di stasiun, karena ia tahu Esperanza sangat mencintai mawar-mawar yang ditanamkan Papa untuknya. Mawar-mawar itu ditanam di belakang pondok mereka di California, dan Esperanza selalu ingat bahwa hati Papa selalu dapat menemukannya di mana pun ia berada :)
Penulisnya sendiri, Pam Munoz Ryan, adalah penulis yang sangat produktif. Kebanyakan bukunya adalah buku anak dan young adult. Tampaknya ia memang sangat peduli pada perkembangan psikologis anak, karena novel Esperanza Rising ini pasti akan sangat menggugah remaja atau siapa pun yang membacanya.
0 komentar:
Posting Komentar